Review Beauty and the Beast: Kisah Tentang Sebuah Ketulusan Hati

Sabtu, 18 Maret 2017 - 03:30 WIB
Review Beauty and the Beast: Kisah Tentang Sebuah Ketulusan Hati
Review Beauty and the Beast: Kisah Tentang Sebuah Ketulusan Hati
A A A
JAKARTA - Penantian panjang telah berakhir. Film Beauty and the Beast versi live-action kini telah rilis di seluruh bioskop Indonesia. Kembali mengenang film animasi klasik yang rilis di tahun 1991, film live-action Beauty and the Beast ini menawarkan sesuatu yang berbeda meski tetap mengedepankan orisinalitas cerita yang mengangkat kisah gadis cantik dan pandai bernama Belle (Emma Watson).

Cerita diawali dengan kisah pangeran (Dan Stevens) yang tega mengusir seorang wanita paruh baya yang meminta tolong untuk singgah di istananya dengan memberikan setangkai mawar merah sebagai imbalan. Wanita tersebut kemudian berubah menjadi seorang penyihir cantik dan mengutuk pangeran menjadi Beast, si buruk rupa, dan seluruh penghuni istana. Seperti cerita aslinya, kutukan tersebut akan hilang jika pangeran menemukan cinta sejatinya hingga kelopak mawar terakhir terjatuh.

Sementara itu, Belle yang tinggal di sebuah desa terpencil dikenal sebagai sosok wanita yang cantik, baik hati, namun kurang bergaul. Setiap hari ia selalu membaca buku dan mengurus rumah dan ayahnya, Maurice (Kevin Kline). Sebagai seorang inventor, Maurice setiap hari harus pergi ke pasar untuk menjual barang-barang temuannya. Hingga suatu ketika ia tersesat di hutan dan menemukan sebuah istana.

Bersama dengan kudanya, Phillippe, Maurice memberanikan diri untuk masuk untuk menghangatkan tubuhnya. Di dalam istana ‘mati’ tersebut dia tak menemukan seorang pun kecuali benda-benda aneh seperti lilin, jam dan bahkan teko serta cangkir yang dapat berbicara. Memutuskan untuk pergi dari istana, Maurice pun teringat dengan permintaan Belle untuk membawakannya setangkai bunga mawar.

Berusaha memetik bunga mawar di depan istana, sosok Beast kemudian datang dan menyerang Maurice hingga dia tak sadarkan diri. Phillippe pun bergegas pulang ke desa dan memberitahukan Belle mengenai kejadian yang menimpa ayahnya itu. Tak lama kemudian Belle bersama Phillippe pun pergi ke istana untuk menjemput Maurice.

Sesampainya di istana, Belle mencari Maurice yang ternyata dikurung di sebuah penjara istana oleh Beast. Beast yang mendengar suara Belle kemudian menghampiri ayah dan anak tersebut. Sempat merasa terkejut dengan sosok Beast, Belle pun memberanikan diri untuk melawan si buruk rupa dan meminta agar ia dapat menggantikan ayahnya untuk dikurung di dalam penjara tersebut. Dengan berat hati, ayahnya pun meninggalkan Belle dan kembali ke desa.

Setelah sampai di desa, Maurice meminta bantuan Gaston (Luke Evans), pemuda kuat, tampan dan jahat yang mengagumi Belle, untuk menolong Belle dari kurungan Beast. Meski tak percaya dengan cerita Maurice, Gaston pun mengabulkan permintaan Maurice demi menarik perhatiannya. Sayang, jalan menuju istana seolah tertutup bagi mereka. Menganggap Maurice berbohong, Gaston pun meninggalkan Maurice di hutan.

Sementara itu, Belle yang tengah dikurung pun dibantu oleh lilin bernama Lumiere (Ewan McGregor) dan jam bernama Cogsworth (Ian McKellen) untuk keluar dan tidur di kamar tamu. Lumiere, Cogsworth bersama dengan Mrs. Potts (Emma Thompson), Chip (Nathan Mack) dan penghuni istana lainnya merasa yakin bahwa Belle adalah sosok cinta sejati yang dicari oleh Beast selama ini. Mereka pun melakukan berbagai cara untuk mendekatkan keduanya.

Hari demi hari berlalu, sikap Beast kepada Belle pun melunak dan begitu juga dengan Belle yang kerap memberikan perhatian kepada Beast. Keduanya semakin dekat dan menemukan kecocokan karena hobi membaca buku yang digemari oleh mereka. Hingga suatu saat Belle mengetahui bahwa ayahnya sedang disiksa oleh anak buah Gaston karena kala itu dia dianggap berbohong. Meski tak ingin meninggalkan Beast, Belle terpaksa harus pergi dan Beast pun mengizinkannya.

Film ini mengajarkan banyak hal terutama tentang ketulusan cinta, keberanian dan rela berkorban. Belle merupakan sosok wanita yang pemberani dan menyayangi keluarganya. Sementara Beast, dia rela melepaskan wanita yang dia cintai tanpa tahu apakah dia akan kembali atau tidak.

Anda juga akan dibuat kagum dan mengenal sosok Belle maupun Beast lebih dalam dengan menyaksikan Beauty and the Beast live-action ini. Bagi Anda yang pernah menyaksikan versi animasi film ini pada 1991, maka versi live action ini seolah akan membawa Anda kembali ke masa kecil saat menyaksikan film animasinya. Lalu, bagaimana kelanjutan kisah antara Belle dan Beast? Saksikan di bioskop kesayangan Anda!

(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8638 seconds (0.1#10.140)